[LBM TECH] Pendirian Pabrik di Indonesia | LBM Akan Menjadi Perusahaan LFP Asal China Pertama yang Ekspansi ke Pasar Global
Waktu rilis:
2021-11-09
Pada malam tanggal 8 November, perusahaan publik LOPAL TECH (603906) mengumumkan bahwa anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh LOPAL TECH, yaitu LBM New Energy Technology Company, akan mendirikan perusahaan joint-venture dengan lembaga investasi STELLAR INVESTMENT PTE. LTD. di Indonesia. Kedua pihak akan berinvestasi untuk mengembangkan dan membangun projek pabrik material katoda LFP dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 100.000 ton. Total investasi projek ini diperkirakan mencapai 235 juta dolar AS, dan LBM akan memegang 70% saham di perusahaan joint-venture tersebut. Di tengah pesatnya perkembangan industri LFP saat ini, LBM juga akan menjadi perusahaan manufaktur bahan LFP asal China pertama yang keluar dari pasar domestik dan memasuki pasar global.
Sejak awal tahun ini, pasar kendaraan energi baru global terus mengalami pertumbuhan pesat. Pada bulan September, jumlah pendaftaran kendaraan listrik secara global hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya (98%), mencapai rekor tertinggi sebanyak 685.881 unit—naik sebesar 16% dari rekor penjualan sebelumnya yang tercatat pada bulan Juni. Pada bulan yang sama, pangsa pasar kendaraan listrik global mencapai titik tertinggi dalam sejarah yaitu 10,2%. Dalam tiga kuartal pertama tahun ini, jumlah pendaftaran kendaraan listrik secara kumulatif di seluruh dunia telah melampaui 4,3 juta unit. Mengingat penjualan biasanya meningkat menjelang akhir tahun, diperkirakan bahwa total penjualan kendaraan listrik global sepanjang tahun ini akan mencapai 6 hingga 7 juta unit. Di pasar Eropa, yang merupakan basis yang kuat untuk kendaraan berbahan bakar fosil, Tesla Model 3 berhasil menjadi juara dalam penjualan dengan jumlah penjualan mencapai 24.591 unit pada bulan September, melampaui banyak kendaraan berbahan bakar yang biasa mendominasi pasar, yang menandai kebangkitan kendaraan energi baru secara global yang tak terbendung.
Seiring dengan pertumbuhan pesat pasar kendaraan energi baru, industri LFP, yang merupakan bagian hulu dari rantai pasok kendaraan energi baru, juga menunjukkan kemajuan besar tahun ini. Baterai LFP memiliki biaya yang relatif rendah, tingkat keselamatan yang tinggi, serta jarak tempuh yang sebanding dengan baterai lithium NMC (ternary lithium). Berkat berbagai keunggulannya tersebut, banyak perusahaan mobil energi baru terkemuka, termasuk Tesla dan NIO, telah mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan baterai LFP untuk lebih banyak model kendaraannya. Di saat yang sama, peningkatan skala penggunaan peralatan penyimpanan energi berbasis elektrokimia juga diperkirakan akan menjadi titik pertumbuhan baru dalam permintaan LFP di masa depan. Diperkirakan bahwa pada tahun 2025, kapasitas terpasang global untuk LFP akan mencapai 912 GWh, dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) permintaan dari tahun 2021 hingga 2025 diperkirakan mencapai 75%.
Sebagai salah satu pemasok LFP terkemuka di China, LBM telah mengumumkan berbagai rencana ekspansi sejak awal tahun ini. Saat ini, LBM memiliki tiga cabang perusahaan smart-manufacture utama yang berlokasi di Kota Tianjin, Provinsi Changzhou, dan Kota Suining, Provinsi Sichuan (yang masih dalam tahap pembangunan). Pada tahun depan, kapasitas produksi LFP milik LBM akan melampaui 200.000 ton, dan perusahaan ini telah menjalin kerja sama yang erat di tingkat permodalan dengan perusahaan-perusahaan ternama seperti CATL dan YONFER. Pengumuman rencana pembangunan pabrik di Indonesia menunjukkan bahwa seiring semakin panasnya pasar kendaraan energi baru global, para produsen material baterai yang berada di hulu rantai pasok kendaraan juga mulai mengarahkan perhatian mereka ke pasar global untuk pengembangan lebih lanjut.
Berita Terbaru

Ada yang bisa kami bantu?
Terhubung dengan kami!
Tautan Terkait: